Minggu, 25 Desember 2016

Makalah Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Perusahaan dan Nilai Perusahaan



Makalah
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Laba Perusahaan dan Nilai Perusahaan

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas dalam Menempuh
Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II
Oleh Dosen : H.Endang Herawan, Drs., M.M


Disusun oleh :
1. Maulina Harris
2. Evianna
3. Rizal . H
Kelas : 3.E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2016




ABSTRAK

Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendeknya adalah menghasilkan laba. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah meningkatkan keuntungan kesejahteraan pemilik usaha. Makalah ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba perusahaan yaitu investment opportunity set, komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional.
Nilai perusahaan merupakan salah satu indikator untuk melihat apakah suatu perusahaan merupakan perusahaan yang sehat dan layak dijadikan tempat berinvestasi, dan menilai perusahaan juga merupakan salah satu tujuan dari pendiri suatu perusahaan. Pemaksimalan kesejahteraan pemilik usaha dapat dideteksi dari meningkatnya harga saham atau nilai saham. Memaksimumkan nilai perusahaan adalah memaksimumkan nilai sahamnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah Return On Asset, Debt Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Firm Size.
Kata kunci : kualitas laba perusahaan dan nilai perusahaan 



KATA PENGANTAR

ﺒﺳﻢﷲﺍﻠﺮﺍﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺍﺤﻴﻢ...
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun tugas ini.
Tugas ini kami buat dengan segala kekurangannya, namun dikandung harapan sebagai bahan pembelajaran Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II karena masalah yang akan di bahas dalam makalah ini mengenai “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan nilai perusahaan ”
Karya ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.
Demikian yang dapat kami sampaikan, ada pun kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang kiranya membangun sebagai bahan masukan kami dalam menyusun makalah selanjutnya.
Dan kami mohon maaf apabila dalam membuat makalah ini terdapat kekurangan, karena kami menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.



      Cirebon,  April 2016


Tim Penyusun



 
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I    PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II  TEORI DASAR.......................................................................................... 3
2.1 Kualitas Laba......................................................................................... 3
2.2 Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan...................................................... 3
2.3 Teori Agensi........................................................................................... 4
2.4 Mekanisme Corporate governance........................................................ 4
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 7
3.1 Kualitas Laba Perusahaan...................................................................... 7
3.2 Nilai Perusahaan ................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 14
4.1 Kesimpulan............................................................................................ 14
4.2 Saran...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15
LAMPIRAN..............................................................................................................




BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang mempunyai peran penting bagi bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Dalam proses penyusunan laporan keuangan, informasi yang disajikan harus mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya agar dapat digunakan oleh para pengguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu, kualitas laba menjadi pusat perhatian para pengguna laporan keuangan yaitu investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi dan pemerintah. Laba dalam laporan keuangan merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan.
Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Menurut Grahita (2001;1), laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit gangguan perception didalamnya dan dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Semakin besar gangguan persepsian yang tergantung dalam laba akuntansi, maka akan semakin rendah kualitas laba akuntansi tersebut. Beberapa penelitian mendukung bahwa manipulasi terhadap laba juga sering dilakukan oleh manajemen. Pemikiran bahwa pihak manajemen dapat melakukan tindakan yang hanya memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan setiap orang mempunyai perilaku yang mementingkan diri sendiri atau self-interested behavior. Keinginan, motivasi dan utilitas yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Penyusunan laba dilakukan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi didalam perusahaan, kondisi tersebut dapat menimbulkan masalah karena manajemen sebagai pihak yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan di evaluasi dan dihargai berdasarkan laporan yang dibuatnya sendiri.
Rendahnya kualitas laba akan membuat kesalahan pembuatan keputusan kepada para pengguna informasi sehingga nilai perusahaan berkurang. Pandangan teori keagenan dimana terdapat pemisahaan antara pihak agen dan prinsipal yang mengakibatkan munculnya potensi konflik dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Subramanyam (1996) dalam Siregar dan Utama (2005) menyatakan bahwa salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang tidak dilaporkan dilaporkan sesuai dengan fakta yang terjadi dapat diragukan kualitasnya. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna untuk membuat keputusan yang terbaik, yaitu laba yang memiliki karakteristik relevansi, reliabilitas, dan komparabilitas atau konsisten (Sutopo,2009) rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan dalam pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz)
1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas perusahaan ?
  2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan ?
1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas perusahaan
  2.  Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
BAB II
Teori Dasar
2.1    Kualitas laba
Kualitas laba dalam akuntansi, merujuk kepada kemasukakalan seluruh laba yang dilaporkan (Knechel, Salterio, dan Ballou 2007) dalam Rinawari (2011). Kualitas laba adalah penilaian sejauh mana laba sebuah perusahaan itu dapat diperoleh berulang-ulang, dapat dikendalikan, dan lain bank (memenuhi syarat untuk mengajukan kredit/pinjaman pada bank) di antara faktor-faktor lainnya. Kualitas laba mengakui fakta bahwa dampak ekonomi transaksi yang terjadi akan beragam diantara perusahaan sebagai fungsi dari karakter dasar bisnis mereka, dan secara beragam dirumuskan sebagai tingkat laba yang menunjukkan apakah dampak ekonomi pokoknya lebih baik dalam memperkirakan arus kas atau juga dapat diramalkan.
2.2    Kualitas laba dan nilai perusahaan
Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal harga saham yang ditransaksikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya. Bagi investor, laporan laba dianggap mempunyai informasi untuk menganalisis saham yang diterbitkan oleh emiten (Boediono, 2005).
Menurut Husnan (2004) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual Siallagan dan Machfoed (2006) yang menguji pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang listing di BEJ pada periode 2000-2004 menyimpulkan bahwa kualitas laba secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.3    Teori Agensi
Teori agensi adalah teori yang menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut “nexus of contract” Jensen dan Mekling (1976). Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Para pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen mengasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.
2.4    Mekanisme Corporate Governance
2.4.1        Komite Audit, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan
Penelitian Xie, Davidson dan Dadalt (2003) menguji efektivitas komite audit dalam mengurangi manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa komite audit yang berasal dari luar mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Hal ini member bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan efektifitas kinerja perusahaan.
2.4.2        Komisaris Independen, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan
Hasil penelitian Xie dkk (2003) menyatakan bahwa persentase dewan komisaris dari luar perusahaan yang independen berpengaruh negatif secara signifikan terhadap discretionary accrual . Penelitian Besley (1996) menyimpulkan bahwa komposisi dewan komisaris dari luar lebih dapat untuk mengurangi kecurangan pelaporan keuangan daripada kehadiran komite audit. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran dewan dan karateristik komisaris yang berasal dari luar perusahaan berpengaruh terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Brown dan Caylor (2004) juga menemukan bahwa perusahaan dengan independent boards mempunyai return on equity, profit margin dan dividen yield  yang lebih tinggi.
2.4.3        Kepemilikan Institusional, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan
Dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual. Menurut Lee et al., (1992) dalam Fidyati (2004) menyebutkan dua perbedaan pendapat mengenai inevestor institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor institusional adalah pemilik sementara (transfer owner) sehingga hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings). Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya.
Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat ini, investor lebih terfokus pada  laba masa datang (future earnings) yang lebih besar relatif dari laba sekarang. Dalam Fidyati (2004), Shiller dan Pound (1989) menjelaskan bahwa investor institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan melakukan monitoting secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.















BAB III
Pembahasan
3.1  Kualitas Laba
3.1.1  Pengertian Kualitas Laba
Kualitas laba mengacu pada kemampuan laba yang dilaporkan untuk mencerminkan kebenaran laba perusahaan, serta kegunaan laba yang dilaporkan untuk memprediksi laba masa depan. Kualitas laba merupakan informasi penting yang dapat digunakan oleh publik dan dapat digunakan oleh investor untuk menilai perusahaan. Laba yang berkualitas dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan sehingga tingginya kualitas laba yang dimiliki oleh perusahaan dapat membuat keputusan yang diambil oleh investor adalah tepat. Hal ini dikarenakan sedikitnya gangguan persepsian dalam laba akuntansi.
Kualitas laba, menurut Schipper dan Vincent (2003) dalan Sutopo (2009) menunjukkan tingkat kedekatan laba yang dilaporkan dengan Hicksian income, (yang merupakan laba ekonomik) yaitu jumlah yang dapat dikonsumsi dalam suatu periode dengan menjaga agar kemampuan perusahaan pada awal dan akhir periode tetap sama. 

3.1.2  Karakteristik Laba yang Berkualitas
Menurut Chandrarin (2003), laba yang berkualitas mempunya sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsi didalamnya. Selain itu, laba dikatakan berkualitas jika laba dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Menurut Dechow dan Schrand (2004), laba yang berkualitas merupakan laba yang memiliki 3 karakteristik berikut ini :
1.      Mampu mencerminkan kinerja operasi perusahaan saat ini dengan akurat
2.      Mampu memberikan indikator yang baik mengenai kinerja perusahaan di masa depan
3.      Dapat menjadi ukuran yang baik untuk menilai kinerja perusahaan.

3.1.3  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba
3.1.3.1  Investments Opportunity Set
Investments opportunity set menunjukkan investasi perusahaan atau opsi pertumbuhan. Kallapur dan Trombley (2001) dalam Evana (2011) menyatakan bahwa kesempatan investasi perusahaan merupakan komponen penting dari nilai pasar. Hal ini disebabkan investment opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi dari suatu perusahaan mempengaruhi cara pandang manajer, pemilik, investor dan kreditor terhadap perusahaan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang.
3.1.3.2  Komisaris Independen
Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keungan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas.
Adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta good governance di dalam perusahaan. Komposisi komisaris independen dihitung dengan presentase jumlah komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris.
3.1.3.3  Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikian saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola.  Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalisasi nilai perusahaan. Kualitas laba yang dilaporkan dapat dipengaruhi oleh kepemilikan saham manajerial. Siallagan dan Machfoed (2006) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingan dirinya sendiri
3.1.3.4  Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dân pensiun dan investment banking. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen.

3.2  Nilai Perusahaan
3.2.1  Pengertian Nilai Perusahan
Nilai perusahaan (Value Of The Firm) merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan didirikan sampai dengan saat ini. Menurut Husnan (2004) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.
Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Tujuan utama perusahaan menurut theory of  the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena denganmemaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.


3.2.2  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahan
3.2.2.1  Pengaruh ROA ( Return On Asset ) terhadap nilai perusahaan
Menurut Van Horne (2005) Return On Asset merupakan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar Return On Asset suatu perusahaan, semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.  ROA Sebagai proksi dari profitabilitas perusahaan akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Karena semakin tinggi profit yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula nilai suatu perusahaan dimata investor maupun kreditur.
3.2.2.2  Pengaruh DER (Debt to Equity Ratio) terhadap nilai perusahaan
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri (ekuitas). Debt to Equity Ratiomenunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Makin tinggi Debt to Equity Ratiomaka akan menunjukkan semakin besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan aktiva perusahaan. Jika Debt to Equity Ratioperusahaan semakin tinggi, maka semakin besar financial leverage, dan semakin besar pula proporsi dana kreditur yang digunakan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio, maka semakin beresiko bagi perusahaan (kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar semua hutangnya).
Debt to Equity Ratiosekaligus menunjukkan struktur modal yang digunakan oleh perusahaan. DER sebagai proksi kebijakan pendanaan atau kebijakan hutang perusahaan memberikan penurunan nilai perusahaan, dikarenakan tingginya DER mengindasikan tingkat resiko yang dihadapi perusahaan, baik beban bunga maupun angsuran pokok dimana akan mengurangi laba dihasilkan perusahaan sehingga investor lebih menjauhi perusahaan dengan DER yang tinggi.
3.2.2.3  Pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio) terhadap nilai perusahaan
Dividend Payout Ratio merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam bentuk kas. Dividend Payout Ratioini ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan Dividend Payout Ratioberdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak.
DPR sebagai proksi kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan berdampak akan menurunnya atau meningkatnya minat investor guna mendapatkan hak kepemilkan suatu perusahaan tersebut. Karena deviden mengindikasikan prospek keuntungan yang akan diraih peruahaan.
3.2.2.4  Pengaruh FIRM SIZE terhadap nilai perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kamampuan dalam mengelola tingkat risiko investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahan dengan total aset yang kecil.
Semakin besar suatu perusahaan semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh laba. Dan biasanya investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi terhadap perusahaan yang besar. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjual maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal dalam masyarakat.



















BAB IV
Penutup
4.1    Kesimpulan
Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasarkan kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Apabila kualitas laba yang disajikan tidak dapat diandalkan maka pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba adalah investment opportunity set, komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional.
Nilai perusahaan (Value Of The Firm) merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan didirikan sampai dengan saat ini. Tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang memiliki orientasi untuk kepentingan jangka panjang. Memaksimumkan kemakmuran berarti memaksimumkan nilai perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah Return On Asset, Debt Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Firm Size.

4.2    Saran
Dengan menganalisisnya faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba perusahaan sehingga perusahaan dapat mengetahui ketercapaian serta hambatan-hambatan untuk memaksimumkan kualitas laba. Dengan kepemilikan manajerial yang baik bertindak sesuai dengan keinginan principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kerja sehingga kualitas laba meningkatkan ketika kepemilikan manajerial tinggi.
Dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, perusahaan dapat memaksimalkan kesejahteraan pemilik usaha dengan dapat dideteksi dari meningkatnya harga saham atau nilai perusahaan. Sehingga apabila nilai perusahaan tinggi, maka akan dapat berdampak pada tingkat pengembalian return yang lebih tinggi. Bagi pihak manajemen perusahaan sebaiknya lebih memberikan control agar tidak berdampak menurunkan nilai perusahaan.













DAFTAR PUSTAKA

Yanti Sri Danarwati, SS., SE., MM., Tujuan Memaksimumkan Nilai Perusahaan.

Christian Paulus & Drs.P. Basuki Hadiprajitno, Akt, MBA, MSA., 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba.

Djoko Satrio Wiharjo, 2014, Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan.
Surifah, 2010, Kualitas Laba dan Pengukurannya, Vol.8 No.2.

Rinawati & Paulus Wardoyo, 2010, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan. 

Andri Rachmawati & Drs.Hanung Triatmoko M.SI., AK, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. 

Yustina Yonatan, 2012, Pengaruh Masa Penugasan Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Laba, Vol.1, No.4









 

1 komentar:

  1. How to Play Casino: Easy Guide to playing slots on
    Casino 출장안마 games are played by 4 players, the average febcasino time they take https://tricktactoe.com/ turns is around 14:20. novcasino The house is divided into https://octcasino.com/ three distinct categories: the house

    BalasHapus